Kamis, 25 April 2024
Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029
 
Gaya Hidup
Ini Jepretan Lensa Gerhana Bulan Total Nan Menakjubkan

Gaya Hidup - - Sabtu, 28/07/2018 - 12:02:24 WIB

SULUHRIAU- Tak ada habisnya membahas keindahan fenomena gerhana bulan total yang terjadi dinihari tadi.

Masyarakat di seantero Nusantara dan berbagai belahan dunia mengabadikan fenomena alam ini. Sungguh indah lagi menakjubkan.

Peristiwa alam langka ini, dapat dilihat di wilayah Indonesia. Puncak Gerhana Bulan Total akan terjadi selama 103 menit dan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Ini adalah yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan. Peristiwa gerhana bulan total terlama bakal terjadi lagi pada 9 Juni 2123 yang mencapai 106 menit. Namun gerhana ini tidak dapat diamati di Indonesia.

Selanjutnya gerhana bulan total terlama juga dapat disaksikan pada 19 Juni 2141 yakni mencapai 106 menit.

Lamanya durasi gerhana bulan total yang bakal terjadi 28 Juli disebabkan oleh tiga hal. Pertama, saat puncak gerhana terjadi, posisi pusat piringan bulan dekat dengan pusat umbra bumi.
Gerhana Bulan Total dari Jepretan Lensa yang Menakjubkan
Momen munculnya gerhana bulan total diiringi dengan sebuah pesawat terbang yang tertangkap lensa kamera. [Getty Images]

Kemudian yang kedua, gerhana bulan total terjadi saat bulan di sekitar titik terjauh dari bumi yang disebut titik apoge. Berdasarkan perhitungan, bulan mencapai titik apoge pada 27 Juli 2018 pukul 12:44 WIB sejauh 406.223 km. Empat belas jam kemudian, tepatnya ketika puncak gerhana terjadi, jarak Bumi Bulan menjadi lebih dekat 270 km daripada saat di apoge tersebut.

Penyebab yang terakhir, pada bulan Juli, sedang berada di sekitar titik terjauhnya dari Matahari, (aphelion), yaitu yang terjadi pada 6 Juli 2018 pukul 23.47 WIB dengan jarak 152 juta km. Pada saat puncak gerhana terjadi, jarak bumi-matahari lebih dekat 184 ribu kilometer dari saat di aphelion. Hal ini yang membuat durasi gerhana bulan total lebih lama.

Gerhana Bulan Total dari Jepretan Lensa yang Menakjubkan
Munculnya 'Blood Moon' dalam rangkaian fase gerhana bulan total. [Getty Images]

Salah seorang warga Pekanbaru mengatakan, Irwan walaupun tidak bisa melihat dengan alat canggih seperti teropong, ia mengaku menyaksikan sedikit peritiwa langka ini bersama rekannya dini hari tadi. "Sungguh Allah Maha besar, luar biasa kekuasaanNya, kita dibikin takjub," pungkasnya.

Editor: Jandri | Diolah dari berbagai sumber






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved