Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Nasional
Geger Pembicaraan 'Rahasia' Luhut-TGB, Apa Isinya?

Nasional - - Selasa, 10/07/2018 - 21:54:35 WIB

SULUHRIAU- Obrolan antara Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi dengan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan jadi kontroversi.

Demokrat yang merupakan partai TGB bernaung membahas hal ini.

Pembicaraan dengan Luhut membuat geger, pasalnya, belum lama ini TGB menyatakan dukungan terhadap Joko Widodo untuk melanjutkan pemerintahannya selama 2 periode. Demokrat menyiapkan sanksi karena menilai TGB yang menjabat anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat melakukan pelanggaran.

Pembicaraan 'rahasia' awalnya diceritakan Luhut. Pada Senin (9/7), Luhut mengaku bertemu dan berbincang-bincang dengan TGB. Luhut mengungkapkan ini saat mengomentari rencana Demokrat memberi sanksi TGB.

Luhut mengatakan TGB curhat kepada dirinya, dia mempertanyakan soal dampak dari dukungannya kepada Jokowi.

"Dia orang baik, dia juga bilang, 'Yang salah, Bang, apa? Kan saya hanya mendudukkan supaya kita jangan bangsa ini jadi berkelahi'," kata Luhut menirukan pernyataan TGB di Sopo Marpingkir HKBP, Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (10/7/2018).

Senior Golkar ini menyebut ada sejumlah hal yang dibahasnya bersama TGB. Tapi dia tak merinci isi perbincangannya itu.

Terkait hal ini, Ketua DPP PD Jansen Sitindaon menyayangkan sikap Luhut yang membongkar curhat TGB. Menurutnya, Luhut seharusnya menjaga rahasia tersebut.

"Pak Luhut ini juga ngapaian curhatan orang kok disampaikan dan disiar-siarkan ke Publik. Bukannya curhat itu biasanya bersifat rahasia dan personal ya," kata Ketua DPP PD Jansen Sitindaon kepada wartawan, Selasa (10/7/2018).

Jansen mengkritik sikap TGB di Pilpres 2019. Bagi Jansen, TGB seharusnya melaporkan sikap mendukung Jokowi ke partai sebelum disampaikan ke publik. TGB salah karena mendahului sikap resmi Demokrat di Pilpres 2019.

"Yang salah dari TGB bukan karena dia mendukung Jokowi. Bukan itu. Karena di internal Demokrat kader yang ingin agar partai mendukung Jokowi juga banyak, kok," ujar Jansen.

Hal senada diungkapkan Ketua Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Dia berpendapat, TGB seharusnya mendatangi Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan Luhut.

"Itu aja kalau beliau curhat ke Pak Luhut atas manuvernya saya pikir beliau boleh-boleh saja, sah-sah aja tetapi kami justru sayangkan hal tersebut. Beliau semestinya datang menghadap Ketua Umum, menyampaikan alasan-alasannya mengambil sikap seperti itu. Jadi bukan ke orang lain," kata Ferdinand saat ditemui di kediaman SBY, Jl Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Selasa (10/7).

Namun, terkait status TGB, dia mengatakan TGB masih menjadi kader Demokrat. Hal tersebut ditegaskan SBY dalam pertemuan yang baru digelar.

"Jadi biar tidak semakin melebar karena ini biar bagaimana, barusan Pak SBY juga menyatakan ke kami tegas bahwa Pak TGB adalah sampai saat ini masih kader Partai Demokrat belum pernah mengajukan pengunduran diri, belum pernah menyatakan mundur, dan belum pernah diberhentikan. Masih tercatat sebagai kader Partai Demokrat," tutur Ferdinand.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved