Sabtu, 18 Mei 2024
Debit Air PLTA Koto Panjang Tinggi, Pj Bupati Kampar Himbau Masyarakat Selalu Waspada Banjir | Kasubbag TU Kemenag Pekanbaru Jenguk Jamaah Haji Kloter BTH 03 yang Tertunda Berangkar | Pj Wako Muflihun Buka Taekwondo Cup VII, Diharapkan Muncul Bibit Atlet Unggul | Beredar Video Seekor Harimau Mati Tertabrak di Tol Permai, HK Pastikan Hoax | Ribuan Warga Ikuti Gotong Royong "Gerakan Cinta Pekanbaru", Pj Wako: Ini Perlu Rutin Dilakukan | Tim Yustisi Kampar Hentikan Pembangunan PKS di Desa Kuapan-Tambang
 
Sosial Budaya
Teror ke Pemuka Agama, Anggota DPR: Dugaan Saya, Pelaku Diberi 'Pil Gila'!

Sosial Budaya - - Sabtu, 24/02/2018 - 10:06:52 WIB

SULUHRIAU- Anggota DPR Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Nasir Djamil menduga para pelaku penganiaya tokoh agama sengaja dibuat gila.

Nasir yakin para pelaku dalam keadaan sehat dan memiliki kesadaran seperti kebanyakan orang, namun diberi semacam obat kehilangan kesadaran. Hal ini bertujuan untuk mengaburkan aktor intelektualnya.

"Pelakunya bukan orang gila tapi dibuat gila! Dugaan saya, orang tersebut diberi sesuatu, mungkin semacam 'pil gila', sehingga tidak sadar dengan apa yang dibuatnya," katanya dilansir Okezone, Sabtu (24/2/2018).

Nasir menuturkan, aktor intelektual dalam kasus teror ke pemuka agama ini, selain ingin membenturkan antarumat beragama, pelaku juga ingin menciptakan krisis kepercayaan terhadap pemerintah.  "Dalang intelektualnya menginginkan agar ada krisis kepercayaan terhadap penyelenggaran kepada pemerintah," duganya.

Oleh sebab itu, Nasir tidak sepakat dengan pernyataan yang sempat dilontarkan Kabareskrim Komjen Ari Dono bahwa kasus ini adalah kriminal murni. "Rasanya sulit disebut kriminal murni karena sasarannya tokoh agama dan terjadi secara bersamaan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, kekerasan ulama marak terjadi di berbagai wilayah. Berdasarkan catatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, pihaknya telah menerima laporan telah terjadi sebanyak 21 kali percobaan penyerangan terhadap ulama, tokoh agama, dan rumah ibadah yang telah terjadi hingga Februari 2018.

Meski demikian, mantan Panglima ABRI itu belum dapat memastikan apakah sejumlah serangan yang mayoritas dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa itu (ODGJ) dilakukan secara terencana.

Sumber: Okezone.com | Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved