Senin, 06 Mei 2024
Cabuli Anak di Bawah Umur, Pria Berambut Pirang Diringkus Polsek Siak Hulu | Sukses, Manasik Haji Tingkat Kota Pekanbaru Ditutup | Maju di Pilkada Agam, Amril Jambak Mendaftar di Tiga Parpol | Mulai Hari Ini, Calon Anggota PPK Pilgub Serentak Ikuti Tes Tertulis Metode CAT | Mulai 6 Mei 2024, Calon Anggota PPK Pilgub Serentak Ikuti Tes Tertulis Metode CAT | Mulai 8 Mei 2024 KPU Riau Terima Penyampaian Dukungan Calon Perseorangan
 
Sosial Budaya
Hari Kartini 2017,
Ketua BKOW Riau: Perempuan Harus Terus Asah Kemampuan di Era MEA

Sosial Budaya - - Jumat, 21/04/2017 - 19:12:41 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Perempuan Indonesia harus terus meningkatkan kemampun dan daya saing agar tidak tergusur liberalisasi ekonomi, khususnya setelah diberlakukan era masyarakat ekonomi asean (MEA).

Hal ini perlu, mengingat perempuan menjadi tulang punggung dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagaiamana data kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Sebanyak 60 persen pelaku usaha ukm di indonesia adalah kaum perempuan.

Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Riau Irma Rachman, di sela-sela rangkaian kegiatan hari Kartini 2017 , Kamis (21/4/2017) di Pekanbaru mengatakan, agenda perdagangan bebas ala mea bisa saja menghancurkan produsen skala kecil dan menengah, maka potensi korban terbesarnya adalah kaum perempuan.


Dalam hal pendidikan dan kesempatan bekerja, perempuan juga bisa menjadi korban, karena masih adanya anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah karena tugasnya di dapur, masih sangat kuat di benak masyarakat.

"Agar perempuan tidak tersingkir dari arena persaingan bebas, maka peningkatan kapasitas dan kapabilitas terus dilakukan, apalagi di era MEA tidak punya kemampuan dan kedudukan akan tergerus dalam kawasan ekonomi yang terintegrasi karena tidak ada lagi hambatan bagi pergerakan barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja," katanya.

Irma Rachman menambahkan, mengingat pemerintah Indonesia menyambut mea dengan optimisme besar indonesia akan ‘menyerbu’ pasar negara-negara lain di asean, maka kegalauan kaum perempuan harus dihilangkan karena kerentanan perempuan terhadap faktor sosial-budaya apalagi kebijakan ekonomi neoliberal makin menyingkirkan kaum perempuan. [slt]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved