Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Gaya Hidup
Wanita yang Terlahir Tanpa Vagina Ini Berharap Memiliki Anak Biologis

Gaya Hidup - - Selasa, 06/12/2016 - 10:30:43 WIB

SULUHRIAU- Seorang wanita yang terlahir tanpa vagina, Devan Merck akhirnya menjalani operasi untuk membentuk vagina menggunakan kulit dari bokongnya.

Sekarang ia berharap bisa memulai membentuk sebuah keluarga. Ketika Devan Merck berusia 12 tahun, ia mendapati dirinya mengidap sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini merajuk pada keadaan wanita tidak memiliki saluran vagina, cacat rahim, dan tidak memiliki leher rahim.

Bukan masa yang menyenangkan di kala remaja, Devan dikucilkan karena kondisinya yang tak sempurna. Hingga akhirnya ia bertemu pria yang kini menjadi suaminya, Trent.

Devan yang berusia 23 tahun itu bicara soal pengalamannya untuk membantu orang lain melawan stigma. "Selama bertahun-tahun saya merasa dicecar karena berbeda. Anak-anak lain menyebut saya sebagai 'anak aneh' dan 'laki-laki'. Ada pula yang bilang saya tidak akan punya pacar dan tidak bisa berhubungan seks," cerita Devan.

Namun, karena pertemuan dengan suaminya itu, hidup Devan berubah total. Ia pun baru mengetahui bahwa dirinya memiliki dua indung telur dan mengharapkan bisa memiliki anak biologis dengan Trent. "Semua yang telah saya lalui membuat diri ini lebih kuat. Saya pikir, saya akan jadi ibu yang luar biasa," kata Devan.

Pertama kali ia merasakan sesuatu yang tidak wajar adalah saat masa pra remaja. Dimulai dari kram yang menyiksa, dokter mengira itulah awal masa menstruasi. Pada usia 13 tahun, Devan menjalani operasi untuk menghilangkan uterus yang cacar.

Tiga tahun kemudian, ia menjalani operasi kembali untuk pembuatan vagina, sehingga memampukan Devan berhubungan seks. "Pada dasarnya mereka harus membuat lubang vagina, agar saya bisa melakukan hubungan intim," lanjutnya. (okezone.com)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved