Jum'at, 26 April 2024
Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau | Tak Kantongi Izin, Disperindag Pekanbaru Segel Dua Gudang di Komplek Pergudangan Avian | laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024
 
Politik
Ini Tiga Skenario di Pilkada DKI Jakarta

Politik - - Jumat, 19/08/2016 - 20:32:52 WIB

JAKARTA, Suluhriau-Menjelang pendaftaran calon kepala daerah DKI Jakarta, sejumlah kemungkinan politik terbuka terjadi. Sedikitnya terdapat tiga skenario yang bakal muncul dalam Pilkada DKI Jakarta. Apa saja skenario itu?

Klaim Basuki Tjahaja Purnama yang mendapat dukungan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mulai menggeser peta politik di Ibukota. Bila sebelumnya, PDI Perjuangan dengan sejumlah partai politik mengusung Koalisi Kekeluargaan, kini rencana tersebut untuk sementara mati layu sebelum berkembang.

Menurut peneliti senior Para Syndicate Toto Sugiarto pertemuan Ahok dan Megawati Soekarnoputri menjadi sinyal kuat diusungnya pasangan Ahok-Djarot oleh PDI Perjuangan dalam Pilkada di DKI Jakarta. "Dengan demikian, pasangan petahana ini kemungkinan akan diusung empat partai politik, yaitu PDIP, Nasdem, Hanura, Partai Golkar," ujar Toto melalui pesan singkat, Jumat (19/8/2016).

Dia menilai pertemuan dan komunikasi politik Ahok dan Megawati Soekanroputri memberi efek nyata dengan berkurangnya ziz zag politisi dan partai politik. Tidak sekadar itu, politik Ibukota juga semakin jelas. "Paling tidak ada tiga alternatif kemungkinan yang akan muncul," cetus Toto.

Dia menguraikan kemungkinan pertama terdapat dua pasang kandidat yakni pasangan Ahok-Djarot melawan pasangan Sandiaga Uno dan pasangannya. Kemungkinan kedua, Toto menyebutkan terdapat tiga pasang kandidat yang bakal berlaga di Pilkada DKI Jakarta. "Pilkada DKI akan dikuti 3 pasang calon, yaitu Ahok-Djarot, Sandiaga dan pasangannya, dan pasangan calon ketiga," tambah Toto.

Kemungkinan terakhir, Toto menyebutan Ahok-Djarot tidak memiliki lawan alias tidak ada partai politik yang mencalonkan lawan tanding Ahok. Hanya saja, Toto optimistis kemungkinan tersebut kecil terjadi. "Mengingat tingginya minat banyak politikus untuk berlaga di pilkada DKI," tandas Toto.

Meski demikian, tiga skenario itu tentu masih cair. Setidaknya kondisi di internal PDI Perjuangan yang hingga kini belum satu suara soal dukungan pada Ahok. Fakta politik tentang penolakan kader PDI Perjuangan terhadap Ahok tentu tidak bisa dipandang sebelah mata.

Fakta politik juga tentang keinginan banyak warga Jakarta agar Tri Rismaharani maju di Pilkada DKI Jakarta juga tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sejumlah survei politik yang menempatkan Risma sebagai penantang terkuat bagi Ahok tentu bukanlah angka yang tidak patut dipertimbangkan.

Mengelus Risma untuk Pilkada Jawa Timur pada 2018 tentu merupakan langkah yang spekulatif. Karena harus diingat, karakter Risma yang selama dua periode sebagai Walikota Surabaya sukses memimpin kota metropolitan.

Dengan kata lain, figur Risma lebih cocok mengurus kota. Bahkan, menurut Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebutkan sosok Risma merupakan kepala daerah yang mampu menerjemahkan gagasan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. "Ibu Mega selalu berpendapat bahwa Risma mampu menjabarkan apa yang diharapkan Ketua Umum," cetus Hasto di Jakarta, Jumat (19/8/2016).

Sumber: Inilah.com





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved